Jumat, 11 November 2011

11-11-11 Persalinan dengan Sectio Secaria (SC)

Persalinan dengan SC bukanlah sebuah "TREND"
Perlu IBU ketahui ...

Operasi seksio atau sering disingkat SC adalah operasi pembedahan untuk melahirkan bayi melalui perut ibu. Meskipun kesehatan ibu dan bayi lebih terjamin, bukan berarti operasi ini tidak bisa mengalami komplikasi. Karena termasuk operasi besar tentu resiko yang terjadi pun akan lebih besar serta proses penyembuhan luka yang jauh lebih lama jika dibandingkan dengan persalinan normal.
Operasi seksio hanya dilakukan bila proses persalinan normal tidak mungkin dilakukan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidakmampuan melahirkan secara normal ini, baik yang datangnya dari ibu maupun janin yang dikandungnya.
Meskipun demikian, angka kelahiran melalui operasi seksio kian hari kian meningkat. Padahal kalau ditilik secara lebih mendalam, banyak ibu hamil yang sebenarnya dapat melahirkan secara normal tapi lebih memilih untuk melakukan operasi dengan berbagai alasan. 

Saat SC manjadi pilihan
Berikut adalah hal hal yang menjadi pertimbangan dokter sebelum memutuskan apakah seorang ibu hamil layak untuk dilakukan operasi seksio :
  •  Panggul sempit absolut,dimana panggul ibu memiliki ukuran lebih sempit dibandingkan normalnya (diameter diagonalis < 6 cm)
  • Adanya hambatan dalam jalan lahir, misanya tumor pada jalan lahir, mioma serviks, kista ovarium pada cavum douglasi, stenosis vagina atau leher rahim, dll
  • Plasenta previa atau ari-ari yang menutupi jalan lahir, normalnya terletak di dinding rahim
  • Diproporsi sefalo pelvik (CPD) ketidaksesuaian antara ukran panggul dengan kepala bayi, dimana ukuran panggul ibu lebih kecil dibandingkan kepala bayi
  • Gawat janin, dimana karena hal-hal tertentu terjadi penurunan kondisi umum bayi hingga menjadi keadaan darurat
  • Ruptur uteri iminen (RUI), yaitu suatu keadaan dimana terjadi ruptur (pecah) dinding rahim secara tiba-tiba
  • Kepala bayi lebih besar dari normalnya, misalnya pada bayi hidrochefalus
  • Ibu hamil dengan penyakit tertentu, misalnya hipertensi, herpes genitalis dan HIV/AIDS
  • Tali pusar bayi terputus atau melilit bayi sehingga terjadi gawat janin
  • Letak bayi melintang atau sungsang
  • Proses persalinan normal berlangsung lama, sehingga terjadi kelelahan persalinan atau terjadi kegagalan persalinan normal (dystosia)
  • Punya riwayat SC sebelumnya yang sesuai dengan indikasi medis
 11 Nopember 2011, Lahir Dengan Operasi
Operasi ini dapat dilakukan atas permintaan pasien walau tanpa alasan medis. Dengan alasan agar lebih mudah menentukan tanggal dan waktu kelahiran. Dari sisi medis, etika permintaan operasi seksio oleh ibu hamil  masih menjadi perdebatan. Tapi umumnya para dokter beranggapan bahwa sah saja seorang ibu hamil meminta operasi asal mereka sudah diberikan pemahaman tentang keuntungan dan kerugian atas tindakan yang akan dilakukan.
Resiko medis yang dapat terjadi pada operasi seksio antara lain infeksi, perdarahan, dan bayi yang dilahirkan akan mudah mengalami gangguan nafas setelah operasi. Setelah operasi, perawatan di rumah sakit juga akan lebih lama bila dibandingkan dengan persalinan normal. Rasa nyeri setelah operasi juga jauh lebih sakit bila dibandingkan dengan persalinan normal. Operasi seksio juga akan meningkatkan resiko medis pada kehamilan berikutnya. Kehamilan setelah operasi seksio juga akan meningkatkan resiko terjadinya ruptur atau pecahnya rahim. Dan bila hal ini terjadi tentu akan membahayakan keselematan ibu dan janin.

Keuntungan SC
proses melahirkan memakan waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai “jalan lahir”.

Kekurangan SC 
Sedangkan kerugian tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun bayi yang dikandungnya. Kerugian yang dapat menimpa ibu antara lain :
  1.  Risiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.
  2.  Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.
  3.  Rasa nyeri dan penyembuhan luka pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan normal.
  4.  Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan proses keringnya bisa tidak merata.
  5.  Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tak bersih.
  6.  Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
  7.  Harus dicaesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.
  8.  Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat pisau bedah.
  9.  Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
Sedangkan kerugian yang dapat menimpa bayi antara lain :
  1. Risiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui proses persalinan biasa.
  2. Cenderung mengalami sesak napas karena karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
  3. Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga mengenai bayi.
Melihat risiko-risiko diatas, tentu akan lebih bijaksana bagi seorang ibu untuk tidak memilih melakukan tindakan operasi bila dapat melahirkan secara alamiah, hanya karena khawatir akan sakit saat proses melahirkan atau hanya karena "angka cantik 11-11-11". Perlu diingat bahwa tindakan sectio caesar harus menjadi pilihan terakhir dalam memutuskan proses melahirkan yang akan dilakukan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar