Kamis, 17 November 2011

Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan

 
DISUSUN OLEH :
YUNI ROSIATI 
NIM 09 006 012
D III KEBIDANAN
STIKES RSU DAYA MAKASSAR



PENDAHULUAN

Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya, biopsikososial .Di tengah masyarakat, bidan juga berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola hidup dan gaya hidup yag tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada individu tapi juga terhadap keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan–penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang terfokus pada klien. (Varney, 1997).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.


 
MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. (George R. Terry, Ph.D).
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut American College of Nurse Midwife (ANCM) tahun 1999
1.  Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
2.    Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi data dasar
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien
4.   Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan tanggung jawab terhadap kesehatannya
5.    Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
6.    Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual
7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanankan manajemen dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal
9.  Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar 1 Falsafah dan Tujuan
Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas pelayanan yang efektif dan efisien
Definisi operasional
a.       Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi dan filosofi pelayana kebidanan yang mengacu pada visi, misi dan filosofi masing-masing
b.      Ada bagian struktur organisasi yang menggambarkan garis komando, fungsi dan tanggungjawab serta kewenangan dalam pelayanan kebidanan dan hubungan dengan unit lain dan disahkan oleh pimpinan
c.       Ada uraian tertulis untuk setiap tenaga yang ada pada organisasi yang disahkan oleh pimpinan
d.      Ada bukti tertulis tentang persyaratan tenaga yang menduduki jabatan pada organisasi yang disahkan oleh pimpinan
Standar 2 Administrasi dan Pengelolaan
Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan, standar pelayanan, prosedur tetap dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan kebidanan akurat.
Definisi operasional
a.       Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme kerja di unit pelayanan tersebut disahkan oleh pimpinan
b.      Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada pedoman standar alat, standar ruangan, standar ketenangan yang telah disahkan oleh pimpinan
a.       Ada prosedur tetap umtuk setiap jenis kegiatan/tindakan kebidanan yang disahkan oleh pimpinan
b.      Ada rencana/program kerja disetiap institusi pengelolaan yang mengacu ke institusi induk
c.       Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara teratur dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen rapat
d.      Ada naskah kerjasama, program praktik dari institusi yang menggunakan latihan praktik, program, pengajaran klinik dan penilaian klinik. Ada bukti administrasi yang meliputi buku regristrasi
Standar 3 Staff dan Pimpinan
Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber daya manusia (SDM) agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien
Definisi operasional
a.       Ada program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan
b.      Mempunyai jadwal pengaturan kerja harian
c.       Ada jadwal dinas yang menggambarkan kemampuan tiap-tiap perunit yang menduduki tanggungjawab dan kemampuan yang dimiliki oleh bidan
d.      Ada seorang bidan pengganti dengan peran dan fungsi yang jelas dan kualifikasi minimal selaku kepala ruangan jika kepala ruangan behalangan bertugas
e.       Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut
Standar 4 Fasilitas dan Peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan kebidanan sesuai dengan tugasnya dan fungsi institusi pelayanan
Definisi operasional
a.       Tersedianya peralatan yang sesuai dengan standar dan ada mekanisme ketelibatan bidan dalam perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana
b.      Ada buku inventaris peralatan yang mencerminkan jumlah barang dan kualitas barang

a.      Ada pelatihan khusus untuk bidan tentang penggunaan alat tertentu
b.      Ada prosedur permintaan san penghapusan alat
Standar 5 Kebijakan dan Prosedur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan pegawai menuju pelayanan yang berkualitas.
Definisi operasional
a.       Ada kebijakan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar pelayanan yang disahkan oleh pimpinan
b.      Ada prosedur personalia: penerimaan pegawai kontrak kerja, hak dan kewajiban personalia
c.       Ada personalia pengajuan cuti pegawai, istirahat, sakit dan lain-lain
d.      Ada prosedur pembinaan
Standar 6 Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan perencanaan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Definisi operasional
a.       Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara berkesinambungan
b.      Ada program pelatihan dan orientasi bagi tenaga bidan/pegawai baru dan lama agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan
c.       Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan        
Standar 7 Standar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Definisi operasional
a.       Ada Standar Manajemen Asuhan Kebidanan (SMAK) sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan
b.      Ada format manajemen kebidanan yang terdapat pada catatan medik
c.       Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien
d.      Ada diagnosa kebidanan
e.       Ada rencana asuhan kebidanan
f.       Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan
g.      Ada catatan perkembangn klien dalam asuhan kebidanan
h.      Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan
i.        Ada dokumentasi utuk kegiatan manajemen kebidanan
Sasaran Manajemen Kebidanan
Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien dan kemudian merumuskan permasalahan tersebut, serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan didalam melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan. Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan pada individu, akan tetapi dapat juga diterapkan didalam pelaksanakan pelayanan kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.
Manajemen kebidanan mendorong bidan menggunakan cara yang teratur dan rasional, sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam memecahkan masalah pasien dan kliennya. Dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu atau anak yang sehat, dapat dicapai. Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan anak yang
ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab bidan, maka sasaran manajemen kebidanan ditujukan baik kepada individu ibu dan anak keluraga maupun kelompok masyarakat
Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan didalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan tanggung jawabnya.
Langkah-langkah dalam Manajemen pelayanan Kebidanan
Langkah I Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan, menilai keadaan klien secara keseluruhan
Langkah II Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah
Langkah III Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi penangannya
Langkah IV Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta berdasarkan kondisi klien
Langkah V Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah yang selanjutnya
Langkah VI Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
Langkah VII Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif
Melihat penjelasan diatas, maka proses manajemen kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakn pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien. Diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan rasional ini, maka seluruh aktifitas/tindakan yang diberikan oleh bidan kepada klien akan efektif. Terhindar dari tindakan yang bersifat coba-coba yang akan merugikan klien. Manajemen pelayanan kebidanan tentu saja mengambil sistem manajemen pada umumnya.Dalam pelayanannya juga melaksanakan aktifitas manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, kordinasi ,dan pengawasan (supervisi dan evaluasi).
Langkah I Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pegumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1.       Anamnesa
a.       Biodata
b.      Riwayat menstruasi
c.       Riwayat kesehatan
d.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
e.       Biopsikososial spiritual dan ekonomi
f.       Pengetahuan klien
2.       Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV)
3.       Pemeriksaan khusus
a.       inspeksi
b.      Palpasi
c.       Auskultasi
d.      Perkusi
1.       Pemeriksaan penunjang
a.       Laboratorium
b.      USG
c.       Catatan terbaru dan sebelumnya
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi,  bidan akan melakukan konsultasi. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.
Langkah II Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosa kebidanan:
1)      Diakui dan telah disyahkan oleh profesi
2)      Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3)      Memiliki ciri khs kebidanan
4)      Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
5)      Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Selain masalah yang tetap membutuhkan penanganan, klien juga memiliki kebutuhan. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
Contoh diagnosa : “ kemungkinan ibu hamil”
Masalah : ibu tersebut tidak menginginkan kehamilannya
Contoh lain : Ibu hamil trimester III merasa takut terhadap persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi
Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori standart nomenklatur diagnosa kebidanan tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.
Contoh perumusan masalah :
Masalah Dasar
Wanita tidak menginginkan kehamilan Wanita mengatakan belum ingin hamil
Ibu hamil trimester III merasa takut Ibu mengatakan takut menghadapi persalinan
Contoh kebutuhan :
Kebutuhan Dasar : ibu menyenangi binatang
Kebutuhan : penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan, pemeriksaan TORCH ibu mengatakan sekeluarga menyayangi binatang.
Langkah III Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.
Contoh masalah potensial :
Seorang ibu hamil datang dengan pembesaran uterus yang berlebihan (pembesaran perut tidak sesuai dengan umur kehamilan). Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran uterus yang berlebihan tersebut, misalnya:
·         Ibu hamil dengan diabetes mellitus (DM)
·         Kehamilan molahidatidosa
·         Kehamilan kembar
Kemudian bidan harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan. Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboratorium terhadap simptomatik bakteri dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
Langkah IV  Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan, terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang ibu mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.
Langkah V Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh (Intervensi)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap ibu tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial,ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.
Langkah VI Melaksanakan Perencanaan (Implementasi)
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.

Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Langkah VII Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.


Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif. Dalam pendokumentasian/catatan asuhan kebidanan diterapkan dalam bentuk SOAP.
Data Subjektif (S), adalah data pasien yang didapat dari anamnesa.
Data Objektif (O), adalah data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik serta diagnostik dan penunjang juga catatan medis lainnya.
Assasment (A), adalah anlisa dan interpretasi data yang terkumpul dan dibuat kesimpulan. Yang terdiri dari:
a.       Diagnosa
b.      Antisipasi diagnosa / masalah potensial
c.       Perlunya tindakan segera / kolaborasi
Planning/Perencanaan (P), adalah merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan. Evaluasi didalamnya termasuk:
a.       Asuhan mandiri
b.      Kolaborasi
c.       Tes diagnostik/lab
d.      Konseling
e.       Follow up


PENUTUP

Kesimpulan
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.

 

 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar